Buku SMA Athalia
Kebijakan Membangun Karakter Bangsa di Era Digital, Disruptif, dan Kaos
Membangun karakter bangsa memerlukan sebuah gagasan, strategi, dan yang tidak kalah penting: kebijakan. Terlalu sering terjadi, setelah seorang pemimpin menyampaikan slogan-slogan yang merangsang atau pidato-pidato yang menggelega, maka dianggapnyakarakter bangsa akan terbangun dengan sendirinya.
Membangun karakter bangsa dapat dimulai dari mana saja, dimulai dari sastra hingga teknologi. Namun yang diperlukan sejak awal dalam peran ini adalah "kebijakan" untuk membangun karakter bangsa itu sendiri. Karakter bangsa adalah kebudayaan bangsa in action.
Strategi membangun karakter berarti strategi kebudayaan. Pertanyaan tersulit adalah bagaimana kita membangun kebijakan tentang strategi kebudayaan padahal kebudayaan bergerak dengan arah yang sering kali di luar kendali politik dan karenanya di luar kendali kebijakan.
Buku ini memberi gambaran tidak sederhana dan tidak mudahnya membangun karakter bangsa, apalagi untuk bangsa dengan penduduk sekitar 265 juta jiwa seperti Indonesia. Jadi, jika program Bela Negara dan Revolusi Mental, atau Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila, banyak terkendala ketika menyelesaikan "PR Besar" ini. Karena jawabannya adalah kebijakan membangun karakter bangsa tersebar pada setiap kebijakan publik, sejak di pusat hingga di desa, dusun, RW dan RT. Pekerjaan rumah itu makin penuh tantangan ketika bangsa memasuki era globalisasi, liberalisasi, dan digitalisasi secara bersamaan dan serempak.
0000015205 | IND 155.8 Nug k | SMA Athalia (155.8 SMA) | Available |
No other version available