Buku SMA Athalia
Zaman Perang
Banyak orang menyebut tema buku ini sebagai petite hisoire. Sejarah kecil. Peristiwa-peristiwa yang tidak menjadi fokus utama dan nyaris tidak tertulis di panggung sejarah. Tetapi, apakah perkara-perkara kecil dalam sejarah bisa diremehkan begitu saja? Tentu tidak!
Justru dari hal-hal kecil itulah kita bisa mengenali bahwa kebesaran sejarah, berikut baik dan buruknya, dijalankan oleh manusia biasa, bukan oleh manusia super atau titisan dewa.
Laiknya bangsa-bangsa lain yang pernah ditindas, Indonesia memiliku kegigihan yang khas. Anda tentu paham bagaimana orang-orang Eropa menganggap warga bumiputera sebagai ras bodoh yang tidak bermutu. Anggapan ini kemudian terbantahkan ketika orang-orang yang disebut vuile inlander (pribumi tolol) ternyata sanggup membajak De Zevan Provincien, kapal perang paling modern di zamannya yang menjadi kebanggan koniklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda).
Sebelumnya, para perwira kapal sudah berceloteh, "babi-bai itu hendak melarikan sebuah kapal yang begitu besar? Itu tidak masuk akal, sedangkan sebelah kanan kapal saja mereka tidak bisa membedakan dari sebelah kirinya, apalagi melarikan sebuah kapal yang begitu besar!".
Juga, tentu sulit untuk dipercayai apabila seorang Jenderal bisa menjadi bawahan seorang Letnan Kolonel. Namun hal ini benar-benar pernah terjadi di Indonesia. Mayor Jendral drg. Moestopo suatu hari melapor ke atasannya, Letnan Kolonel Sukanda Bratamanggala, bahwa kopernya telah hilang. Dan, sang overste langsung tertawa karena yang mencuri pastilah anak buah Mayjen Moestopo sendiri, yaitu anggota BM (Barisan Maling).
0000013288 | IND 940.54 Hen z | SMA Athalia (940.54 SMA) | Available |
No other version available